Minggu, 13 September 2009

Terkena Radang Telinga??? Waspada Tuli!!!

Sering saat kita sedang flu atau radang tenggorokan, tiba-tiba saja telinga terasa nyeri dan pendengaran jadi berkurang. Memang seiring dengan sembuhnya penyakit yang mendasarinya, fungsi telinga akan membaik dengan sendirinya, tetapi kadang kala radang ini berkembang dan menyebabkan tuli permanent pada anda. Hal ini tentu tidak diinginkan apalagi radang telinga ini lebih beresiko terjadi pada anak kecil.

Radang telinga atau otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius (saluran yang menghubungkan telinga tengah dan rongga mulut), antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Hampir 70 % anak-anak pernah mengalami radang telinga dan tidak sedikit yang mengalami gangguan pendengaran akibat penanganan yang terlambat.

Telinga secara garis besar terbagi menjadi tiga area, yaitu :
1. telinga luar yang terdiri dari daun telinga, liang telinga dan gendang telinga. Fungsi dari bagian ini adalah menangkap suara dan menghantarkannya ke dalam telinga.
2. telinga tengah yang terdiri dari tulang-tulang pendengaran, tuba eustachius, aditus ad antrum (lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan antrum mastoid). Fungsi dari bagian ini adalah menghantarkan bunyi ke telinga dalam dan menyeimbangkan tekanan antara telinga, rongga mulut dan lingkungan luar.
3. telinga dalam yang terdiri dari rumah siput (cochlea) dan vestibuler. Fungsi bagian ini adalah menangkap bunyi yang dihantarkan untuk diterjemahkan di otak dan mengatur keseimbangan.
Bila terjadi proses radang pada telinga tengah tentu akan terjadi gangguan dalam penghantaran bunyi/suara ke telinga dalam, akibatnya anda seperti menjadi tuli.

Radang telinga ini disebabkan oleh terganggunya fungsi tuba eustachius pada telinga tengah. Penyebab gangguan itu antara lain :
1. perubahan tekanan udara yang tiba-tiba
2. alergi
3. infeksi, baik infeksi primer yaitu berasal dari telinga itu sendiri atau infeksi sekunder yang berasal dari tempat lain. Biasanya infeksi dari rongga mulut dan rongga hidung yang paling sering.
4. sumbatan pada telinga

Akibat gangguan pada tuba eustachius di telinga tengah, tekanan pada telinga tengah menjadi negative, akibatnya cairan telinga yang seharusnya dialirkan ke rongga mulut melalui tuba eustachius menjadi terhambat dan menumpuk di telinga tengah. Cairan yang menumpuk inilah yang menganggu proses penghantaran suara dari telingan luar ke telinga dalam, akibatnya anda menjadi tuli untuk sementara. Bila penyebab diatasi maka fungsi tuba kembali membaik dan fungsi pendengaran kembali normal, tetapi bila terjadi infeksi pada telinga tengah karena cairan ini menjadi media tumbuhnya kuman, maka akan terjadi proses radang pada telinga yang bila tidak diatasi dengan benar dapat menyebabkan tuli permanen.

Radang telinga dapat dibagi menjadi :
1. radang telinga supuratif yang terdiri dari radang telinga supuratif akut dan radang telinga supuratif kronis
2. radang telinga non supuratif yang terdiri dari radang telinga serosa akut dan radang telinga serosa kronik

Radang telinga supuratif akut (otitis media akut/OMA)
Penyebab tersering dari OMA adalah infeksi saluran pernafasan atas seperti flu atau sakit tenggorokan (faringitis). OMA lebih beresiko pada anak kecil dan bayi karena tuba eustachius yang lebih pendek, lebar dan mendatar sehingga kuman mudah masuk dari mulut ke telinga. Selain itu letak adenoid pada anak kecil dekat dengan lubang tuba di pangkal hidung, jadi bila ada infeksi maka adenoid membesar dan menutup lubang tuba. Tambahan pula pertahanan tubuh anak kecil masih rentan, jadi infeksi mudah menyebar. Semakin sering sang anak terkena infeksi saluran nafas bagian atas maka semakin besar resiko terkena OMA. Kuman penyebab utama pada OMA adalah bakteri piogenik seperti streptokokus hemolitikus, stafilokokus aereus, dan pneumokokus.

Perubahan mukosa telinga tengah selama OMA terjadi dapat dikategorikan menjadi 5 stadium yaitu :
1. stadium oklusi yang ditandai dengan gambaran tarikan/ retraksi pada gendang telinga dan penumpukan cairan mungkin telah terjadi. Biasanya penderita mengeluh rasa penuh pada telinga.
2. stadium hiperemis (stadium presupurasi) dimana tampak gambaran gendang telinga yang memerah dan bengkak serta pembuluh darah sekitar yang melebar. Cairan yang terbentuk masih jernih jadi sulit untuk dilihat. Pada tahap ini mulai timbul rasa nyeri pada telinga.
3. stadium supurasi dimana terjadi bengkak yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel permukaan sehingga terbentuk cairan yang purulen (seperti nanah) di gendang telinga. Pada stadium ini pasien tampak sangat kesakitan, nadi dan suhu meningkat serta rasa nyeri di telinga yang bertambah hebat. Pada stadium ini harus dilakukan pengobatan yang tepat bahkan miriongotomi (pengirisan pada gendang telinga agar ada lubang untuk mengeluarkan cairan yang terbentuk) bila perlu, untuk mencegah pecahnya gendang telingan akibat tekanan cairan purulen yang kuat.
4. stadium perforasi. Stadium ini terjadi bila pengobatan tidak adekuat atau terlambat dimana gendang telinga pecah dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. Pada stadium ini kondisi penderita akan membaik, suhu badan turun dan tenang.
5. stadium resolusi, bila pecahnya gendang telinga tidak parah mungkin terjadi proses penyembuhan, akan tetapi bila daya tahan tubuh kurang maka dapat berkembang menjadi radang telinga supuratif kronik.

Gejala utama pada OMA biasanya rasa nyeri di telinga selain suhu tubuh yang tinggi, pendengaran yang berkurang atau rasa penuh di telinga. pada anak-anak dapat terlihat dari sikap yang gelisah, sulit tidur kejang-kejang, hilang kesembangan atau mungkin memegang telinga yang sakit.

Pengobatan pada OMA ini tergantung dari sradium penyakit pada saat itu. Pada stadium oklusi, pengobatan bertujuan untuk membuka tuba eustachius sehingga cairan yang ada dapat dialirkan ke rongga mulut. Obat yang diberikan berupa tetes hidung yang mengandung HCl efedrin. Obat diteteskan di hidung dengan posisi kepala menengadah agar obat dapat masuk liang tuba yang ada di pangkal hidung. Selain itu juga diberikan antibiotika untuk menghilangkan bakteri penyebab.

Pada stadium presupurasi diberikan antibiotika, obat tetes hidung dan analgesic untuk menghilangkan nyeri. Bila gendang telinga tampak membengkak dan merah sebaiknya dilakukan miringotomi untuk mencegah pecahnya gendang telinga sehingga resiko tuli mengecil.

Pada stadium supurasi dilakukan pemberian antibiotika dan miringotomi selama gendang telinga masih utuh.

Pada stadium perforasi dilakukan pemberian obat cuci telinga dan antibiotika adekuat. Sehingga nanah berkurang dan diharapkan gendang telinga dapat menutup kembali.

Bila tidak terjadi resolusi pada gendang telinga, maka akan terjadi pengeluaran cairan / nanah secara terus menerus atau hilang timbul dari telinga tengah dan dapat terjadi gangguan pendengaran / tuli. Kondisi ini bila berlangsung lebih dari 2 bulan akan disebut otitis media supuratif kronik.

Radang telinga supuratif kronik (otitis media supuratif kronik/ OMSK)
OMSK merupakan kelanjutan dari OMA yang tidak sembuh. OMSK adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi (berlubangnya) gendang telinga dan cairan yang keluar terus menerus atau hilang timbul. Cairan yang keluar dapat berupa encer, kental, bening atau nanah. Kondisi ini yang biasa disebut congek atau tuli pada masyarakat.

OMA dapat berkembang menjadi OMSK karena beberapa factor yaitu:
1. terapi yang terlambat diberikan
2. terapi yang tidak tepat
3. virulensi kuman yang tinggi
4. daya tahan tubuh pasien yang rendah
5. kebersihan buruk

Berdasarkan keganasannya, maka OMSK dapat dibagi menjadi :
1. OMSK tipe jinak dimana peradangan hanya terbatas pada mukosa saja dan tidak megenai tulang. Lubang perforasi berada di tengah gendang telinga. OMSK jenis ini tidak menimbulkan komplikasi yang berbahaya.
2. OMSK tipe ganas dimana peradangan mengenai tulang dan disertai koleastoma. Lubang perforasi terletak marginal/tepi atau atik. Ini OMSK yang berbahaya dan dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Selain perforasi terdapat juga nanah pada belakang telinga, polip / jaringan granulasi pada telinga luar yang berasal dari telingan dalam, kolesteatom pada telinga tengah, dan cairan berbentuk nanah dan berbau khas.

Terapi pada OMSK tipe jinak biasanya dengan obat-obatan, obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan miringoplasti (operasi penambalan gendang telinga yang berlubang) selain itu sumber infeksi harus dilenyapkan terlebih dahulu. Sedangkan untuk OMSK tipe ganas harus dilaksanakan pembedahan sesegera mungkin berupa mastoidektomi dengan atau tanpa miringoplasti.

Radang telinga serosa akut (otitis media serose/barotrauma)
Otitia media serosa akut adalah keadaan terbentuknya cairan di telinga tengah secara tiba-tiba yang disebabkan gangguan pada fungsi tuba eustachius. Cairan yang terbentuk biasanya encer dan jernih. Barotrauma ini lebih sering terjadi pada dewasa. Hal ini dapat terjadi akibat ;
1. sumbatan tuba, dalam hal ini disebabkan perubahan tekanan yang tiba-tiba.
2. virus yang berasal dari infeksi saluran pernafasan atas
3. alergi yang biasanya berasal dari saluran pernafasan atas
4. idiopatik / tidak diketahui sebabnya

Gejala yang khas dan menonjol pada penyakit ini adalah pendengaran yang berkurang, selain itu juga adanya keluhan rasa tersumbat pada telinga atau suara sendiri terdengar lebih keras dari suara luar pada telinga yang terkena. Karena penyebab radang telinga adalah virus maka tidak terdapat rasa nyeri pada telinga.

Pengobatan yang diberikan dapat berupa obat-obatan seperti vasokonstriktor local (tetes hidung), anti histamine dan perasat valsava atau miringotomi.

Radang telinga serosa kronik (otitis media serosa kronik/glue ear)
Glue ear adalah keadaan timbulnya cairan pada telinga tengah secara bertahap tanpa rasa nyeri dengan gejala-gejala pada telinga yang berlangsung lama. Glue ear lebih sering terjadi pada anak-anak terutama usia 5-8 tahun. Cairan yang terbentuk kental seperti lem. Biasanya terjadi akibat OMA yang tidak sembuh sempurna, infeksi virus, keadaan alergi atau gangguan mekanis pada tuba.

Gejala utama adalah tuli yang nyata karena secret yang kental. Gendang telinga terlihat utuh namun tertarik/retraksi, suram, kuning kemerahan, atau keabu-abuan.

Terapi yang harus diberikan adalah miringotomi dengan pemasangan pipa grommet untuk mengeluarkan secret. Selain itu juga diberikan dekongestan tetes hidung serta kombinasi anti-histamin- dekongestan per oral. Bial selama tiga bulan tidak terdapat hasil, dapat dilakukan tindakan pembedahan.

Terlepas dari apapun jenis radang telinga yang anda derita, deteksi dini dan pengobatan yang tepat dan efisien merupakan hal yang harus dilakukan demi mencegah komplikasi yang dapat timbul. Penanganan yang tepat terutama pada anak-anak dapat mencegah tuli permanent yang tentu mengganggu masa depan mereka.

Sumber pustaka:
FKUI.2001.Ilmu Ajar Kesehatan Telinga-Hidung-Telinga Kepala Leher.Jakarta
www.ftnotebook.com
www.healthofchildren.com
www.medicalook.com
www.pedisurg.com

- 16 November 2007

Sumber :

http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2007/11/terkena-radang-telinga-waspada-tuli?quicktabs_1=0

13 September 2009



0S

Tidak ada komentar:

Posting Komentar